RAJA AMPAT
Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang
berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua.
Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.
Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan
keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi
anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau
Salawati, dan Pulau Batanta.
Kekayaan sumber daya alam
Kepulauan Raja Ampat
merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata,
terutama wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai
sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di
seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan
flora dan fauna bawah air pada saat ini.
Dr John Veron, ahli karang
berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia mengungkapkan,
Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar
50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia.
Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di
daerah itu.
Tim ahli dari Conservation International, The Nature
Conservancy, dan Lembaga
Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat
di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total
jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska,
dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Ini menjadikan
75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas
area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.
Ada beberapa kawasan terumbu
karang yang masih sangat baik kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga 90%,
yaitu di selat Dampier (selat antara Pulau Waigeo dan Pulau Batanta), Kepulauan
Kofiau, Kepualauan Misool Tenggara dan Kepulauan Wayag. Tipe dari terumbu
karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai
hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di
beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah,
bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya
sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan
terkena sinar matahari langsung.
Spesies yang unik yang bisa dijumpai
pada saat menyelam adalah beberapa jenis kuda laut katai, wobbegong, dan
ikan pari Manta. Juga ada ikan endemik raja ampat, yaitu Eviota raja,
yaitu sejenis ikan gobbie. Di Manta point yg terletak di Arborek selat Dampier,
Anda bisa menyelam dengan ditemani beberapa ekor Pari Manta yang jinak seperti
ketika Anda menyelam di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di
Cape Kri atau Chicken Reef, Anda bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Kadang
kumpulan ikan tuna, giant trevallies dan snappers.
Tapi yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan barakuda, walaupun sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita ketemu barakuda soliter atau sendirian). Hiu karang juga sering terlihat, dan kalau beruntung Anda juga bisa melihat penyu sedang diam memakan sponge atau berenang di sekitar anda. Di beberapa tempat seperti di Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan duyung.
Tapi yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan barakuda, walaupun sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita ketemu barakuda soliter atau sendirian). Hiu karang juga sering terlihat, dan kalau beruntung Anda juga bisa melihat penyu sedang diam memakan sponge atau berenang di sekitar anda. Di beberapa tempat seperti di Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan duyung.
Karena daerahnya yang
banyak pulau dan selat sempit, maka sebagian besar tempat penyelaman pada waktu
tertentu memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk melakukan
drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat
jernih sambil menerobos kumpulan ikan.
Akses
Mengunjungi kepulauan ini
tidaklah terlalu sulit walau memang memakan waktu dan biaya cukup besar. Kita
dapat menggunakan maskapai penerbangan dari Jakarta atau Bali ke Sorong via
Makassar atau Ambon dan Manado selama kurang lebih 6 jam penerbangan. Dari
Sorong, kota yang cukup besar dengan fasilitas lumayan lengkap. Untuk
menjelajahi Raja Ampat pilihannya ada dua, ikut tur dengan perahu pinisi atau
tinggal di resort Raja Ampat Dive Lodge. Sekalipun kebanyakan wisatawan yang datang
ke Raja Ampat saat ini adalah para penyelam, sebenarnya lokasi ini menarik juga
bagi turis non penyelam karena juga memiliki pantai-pantai berpasir putih yang
sangat indah, gugusan pulau-pulau karst nan mempesona dan flora-fauna unik
endemik seperti cendrawasih merah, cendrawasih Wilson, maleo waigeo, beraneka
burung kakatua dan nuri, kuskus waigeo, serta beragam jenis anggrek.
Ancaman Kepulauan
Kekayaan keanekaragaman
hayati di Raja Ampat telah membuat dirinya memiliki tingkat ancaman yang tinggi
pula. Hal itu bisa dilihat dari kerusakan terumbu karang dan hutan. Kerusakan
terumbu karang umumnya adalah karena aktivitas penangkapan ikan yang tidak
ramah lingkungan seperti bom, sianida dan akar bore (cairan
dari olahan akar sejenis pohon untuk meracun ikan).
Untuk menjaga kelestarian
bawah laut Kepulauan Raja Ampat, usaha-usaha konservasi sangat diperlukan di
daerah ini. Ada dua lembaga internasional yang konsen terhadap kelestarian
sumber daya alam Raja Ampat, yaitu CI (Conservation International) dan TNC (The
Nature Conservancy). Pemerintah sendiri telah menetapkan laut sekitar Waigeo
Selatan, yang meliputi pulau-pulau kecil seperti
Gam, Mansuar, kelompok Yeben dan kelompok Batang Pele, telah disahkan sebagai
Suaka Margasatwa Laut. Menurut SK Menhut No. 81/KptsII/1993, luas wilayah ini
mencapai 60.000 hektare.
Selain itu, beberapa
kawasan laut lainnya telah diusulkan untuk menjadi kawasan konservasi.
Masing-masing adalah Suaka Margasatwa Laut Pulau Misool Selatan, laut Pulau
Kofiau, laut Pulau Asia, laut Pulau Sayang dan laut Pulau Ayau.
Sumber: Wikipedia
0 komentar:
Posting Komentar