Kamis, 08 Maret 2018

Pantai Hamadi

Edit Posted by with No comments
Pantai Hamadi


Pantai hamadi terletak di bagian selatan dari kota jayapura, provinsi papua. Pantai hamadi merupakan tempat bekas dari serpihan perang dunia ke-2, yang dimana merupakan tempat pendaratan pertama pasukan amphibi sekutu pada tahun 1944 sebelum meneruskan perjalanan mereka ke dataran yang lebih tinggi. Pantai yang kurang lebih memiliki luas sekitar 5 hektar persegi ini memiliki dari tarik tersendiri. Dimana selain menyimpan sejumlah sejarah dari perangan dunia ke-2, pantai ini pun memiliki keindahan alam yang sangat memanjakan mata bagi para pengunjung yang berdatangan. 
Kawasan pantai yang di kelilingi pepohonan hijau, yang memberikan suasana kesejukan saat menelusuri jalan menuju pantai. Suasana erotis dan harmonis pun terasa saat anda berada diantara hutan-hutan bakau yang terdapat disekitar pantai hamadi ini, memberikan warna dan citra rasa tersendiri untuk anda nikmati.

Keindahan pantai yang dimiliki oleh pantai hamadi juga tidak kalah hebatnya dengan keindahan pepohonan yang terdapat disekitar pantai. Pasir putih yang terbentang luas dari ujung pantai, seakan-akan memanjakan kita untuk sejenak berjemur dipinggiran pantai. Selain anda dapat memanjakan diri dengan pasir putih pada pantai ini, anda juga dapat melihat secara dekat dan langsung beberapa makam peninggalan pasukan sekutu yang terdapat pada bagian selatan pantai hamadi.
Jika anda ingin bersantai sejenak dengan menikmati udara pantai yang begitu segar, pantai ini juga memeliki tempat untuk anda dapat bersantai sejenak. Masyarakat sekitar telah menyediakan pondok-pondok untuk anda dapat bersantai menikmati udara lepas dari lautan bebas. Pantai ini juga telah meyediakan tempat untuk anda dapat bermalam, dengan jarak kurang lebih 300 meter kearah utara pantai hamadi.

Terlepas dari kawasan pantai, terdapat sebuah pasar yang dinamakan pasar hamadi dengan jarak tempuh kurang lebih sekitar 1 kilometer anda akan dapat melihat beberapa kerajinan tangan yang sayang jika anda lewatkan begitu saja dan akan sangat disayangkan lagi jika anda tidak memiliki barang-barang kerajinan tersebut.


Lokasi
pantai hamadi terletak pada distrik jayapura selatan kabupaten jayapura, provinsi papua.


Akses


Bagi wisatawan yang ingin berkunjung pada pantai hamadi, dapat memulai perjalanan dari kota jayapura ibu kota provinsi papua. Dari kota jayapura, dapat naik angkutan umum menuju ke arah jayapura selatan dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 2000*, setelah itu dapat dicapai dengan kendaraan bermotor dengan biaya Rp. 5000*. Selain dari itu, anda juga dapat memakai kendaraan dengan biaya Rp. 500.000 /hari
http://papua.go.id/view-detail-bankdata-144/pantai-hamadi.html

Sumber : http://basegbeachjayapura.blogspot.co.id

Teluk Cendrawasih Nabire

Edit Posted by with No comments
Teluk Cendrawasih Nabire


Taman Nasional Teluk Cendrawasih yang luas di bagian utara pulau Papua, atau dikenal sebagai Teluk Cenderawasih, termasuk taman nasional laut terbesar di Indonesia, dan merupakan salah satu tempat menyelam terbaik di Nusantara.

Di sini adalah tetesan vertikal yang megah, taman karang yang indah, kehidupan spons dan berjuta ikan.Ini adalah taman bermain salah satu hewan terbesar di dunia: Hiu Paus (whaleshark) yang berbintik atau Rhincodon typus. Jika di tempat lain di dunia penyelam menganggap dirinya beruntung untuk bertemu salah satu atau beberapa, di sini mereka datang dalam jumlah yang besar dan penyelam bisa berenang bersama mereka tanpa cedera selain untuk berhati-hati untuk tidak terkena salah satu dari sirip mereka yang kuat.


Whalesharks (Hiu Paus) adalah binatang migrasi, dan dikenal bertumbuh sampai 18 meter atau lebih. Ahli biologi mengatakan kepada kita bahwa mereka adalah spesies kuno yang berasal sekitar 60 juta tahun yang lalu, dan biasanya ditemukan di laut terbuka. Mereka memiliki umur 70 tahun. Sebuah whaleshark yang memiliki ukuran 7 meter bisa memiliki berat sampai 22 ton. Luar biasa hewan-hewan besar yang jinak karena mereka hidup hanya pada plankton, awan telur dan ikan kecil, yang di Indonesia disebut "ikan teri".

Di desa Kwatisore dekat kota Nabire, ikan raksasa ini biasanya berkumpul dengan platform mengapung, yang disebut bagan.Kwatisore dapat dicapai dari Nabire sekitar tiga jam dengan boat dua 40pk. Akomodasi yang tersedia di desa ini adalah hanya kamar sederhana di SD Sekolah Dasar Imanuel di Kwatinsore.Di sini pemerintah daerah melatih 20 siswa untuk menjadi pemandu menyelam dan untuk mengembangkan fasilitas di Kwatisore untuk melayani lebih banyak wisatawan.


Terdiri dari tanah dan wilayah pesisir, pulau-pulau, terumbu karang dan lautan murni, Taman Cendrawasih mencakup area seluas 1.453.500 hektare.

Taman Nasional Teluk Cendrawasih menggabungkan ekosistem terumbu karang dengan mangrove dan ekosistem hutan tropis terestrial. Di sini terdapat koloni karang hitam, karang biru dan karang lunak. Taman ini terkenal dengan 209 spesies ikan yang membuat taman habitat ini mereka, di antaranya adalah ikan kupu-kupu, damselfish dan parrotfish, dan, tentu saja whaleshark, sementara moluska yang ditemukan di sini termasuk triton terompet, kerang besar dan kerang kerucut.


Aktifitas

Selain whaleshark itu, empat spesies penyu menempati perairan ini, mereka adalah penyu sisik, penyu hijau umum, penyu ridley Pasifik dan penyu belimbing. Berikut juga duyung ditemukan, kepiting kelapa, lumba-lumba dan hiu.

Sementara di Pulau Mioswaar dapat ditemukan sebuah gua alam dengan sisa-sisa kuno, mata air panas dan air terjun, dan di Tanjung Muagguar terdapat sebuah gua bawah air dengan kedalaman 100 meter.

Di Pulau Yoop dan perairan Windesi pengunjung dapat menonton paus dan lumba-lumba, sementara Pulau Nusrowi sangat ideal untuk menyelam, snorkeling, wisata bahari dan pengamatan satwa.



Di Pulau Rumberpon seseorang dapat mengamati burung dan rusa, menyelam dan snorkeling. Sebuah pesawat militer yang tenggelam terletak di dasar laut.

Tips
Waktu terbaik tahun untuk berkunjung adalah antara bulan Mei dan Oktober.

Menuju Lokasi

Dari Jakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar atau Jayapura mengambil penerbangan ke Biak dan ke Manokwari atau Nabire. Dari Nabire mengambil longboat ke taman di Pulau Rumberpon, yang memakan waktu beberapa 5,5 jam. Atau, untuk mengunjungi whalesharks, mengambil perahu ke desa Kwatisore dari Nabire. Perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam.

Untuk mengunjungi Taman, hubungi Kantor di:
Jalan Trikora Wosi Rendani, PO Box 220
Manokwari 98312, Papua Barat
Tel .: 62-986-212212
Fax: 62-986-212437
Email: btnc [at] manokwari.wasantara.net.id

Sumber : https://www.pedomanwisata.com

Pantai Base-G

Edit Posted by with No comments

PANTAI BASE-G




Pantai Base G merupakan tujuan wisata ungggulan kota Jayapura, selain lokasinya yang masih dalam wilayah kota, pantai ini pun menyuguhkan keindahan yang dapat dikatakan jarang dimiliki pantai-pantai lain di Jayapura. Pantai Base G terletak di Sebelah Barat Kota Jayapura, Papua. Pantai Base G berlokasi sekitar 10 km dari kota Jayapura dan hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit perjalanan dari Kota Jayapura untuk sampai ke lokasi pantai ini.



Sebenarnya pantai ini memiliki nama Pantai Tanjung Ria, namun masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan Pantai Base G. Pantai yang terletak di kawasan Tanjung Ria ini merupakan saksi sejarah Perang Dunia ke II tahun 1944, dimana pada waktu itu pasukan sekutu mendirikan basis militer di sekitar kawasan pantai ini dengan nama Base G Camp, akhirnya masyarakat seitar menyebutnya dengan Pantai Base G. Pantai Base G Papua memiliki pemandangan alam yang luar biasa indah, masih alami dan asri.



Hamparan pasir putih yang lembut dengan deburan ombak yang tidak terlalu besar, menjadikan pantai ini sebagai tempat yang pas bagi Anda yang ingin mencari ketenangan dan melepas segala rasa stres. Apalagi jika anda mengunjunginya pada pagi hari, suguhan khas terbitnya matahari pagi pun akan memanjakan mata siapapun yang melihatnya. Tidak berhenti sampai disitu, air lautnya yang jernih kebiruan akan ikut memantulkan keindahan matahari pagi yang berwarna keemasan.


Dibanding dengan pantai lainnya di Kota Jayapura, Pantai Base G memiliki ombak yang lebih besar karena letak geografisnya yang langsung berhadapan dengan samudra Pasifik. Namun tidak perlu khawatir karena pihak pengelola sudah memasang pemecah karang sekitar satu kilometer dari pantai untuk mengurangi besarnya ombak. Dari kejauhan terlihat garis pantai yang panjang dan landai dengan air yang berwarna biru. Pantai Base G terlihat sangat elok dan indah. Ditambah lagi pepohonan hijau yang tumbuh disekitar pantai, sungguh merupakan perpaduan keindahan alam yang luar biasa mengagumkan.


Dengan keindahan yang ditawarkan, membuat pantai ini selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Selain menikmati suasana pantai yang indah dan nyaman, Anda bisa melakukan berbagai aktivitas, antaranya berenang, mengelilingi pantai dengan perahu, memancing ataupun menyelam. Disana terdapat pondok-pondok dan juga bangku yang dibangun warga setempat. Selain bangku terdapat beberapa jenis pohon yang tumbuh di tepian pantai sebagai peneduh, salah satunya adalah pohon keben.


Akses Perjalanan

Jika Anda ingin menikmati keindahan Pantai Base G Papua dengan suasana yang lebih sepi dan tenang, maka Anda dapat berkunjung ke pantai ini pada pagi hari di akhir pekan. Pada saat ini biasanya masyarakat Papua sedang menjalankan aktifitas ibadah di Gereja dan baru akan pergi jalan-jalan ketika aktifitas ibadah selesai. Tarif yang dikenakan untuk memasuki tempat wisata Pantai Base G ini cukup murah, untuk kendaraan roda dua dikenakan tarif Rp. 5.000,-* dan untuk kendaraan roda empat dikenakan tarif Rp. 10.000,-*. Namun anda akan dikenai tarif parkir kendaraan yang terbilang cukup tinggi yaitu Rp. 20.000,-* untuk roda dua dan Rp. 50.000,-* untuk roda empat.

Bagi anda yang berkunjung ke Jayapura menggunakan Pesawat akan tiba di bandara Sentani dan dapat melanjutkan perjalanan dengan Bus Damri dengan tarif Rp. 50.000,-* sampai kota Jayapura lalu dilanjutkan menggunakan angkutan umum dengan tarif Rp. 5.000,- kemudian untuk mencapai pantainya dapat menggunakan jasa ojek Rp. 10.000,-*, sepertinya repot namun lebih ekonomis. Untuk lebih mudahnya anda dapat menyewa kendaraan dengan tarif Rp. 500.000,- untuk seharian dan tentunya lebih praktis karena tidak perlu berganti ganti angkuta.


Sumber : https://ksmtour.com/


Wafsarak Waterfall

Edit Posted by with No comments

WAFSARAK WATERFALL






Seperti yang sudah kita ketahui Papua Barat di kenal dengan keindahan alam bawah lautnya. Namun obyek wisata yang satu ini juga tidak kalah indahnya di banding obyek wisata lain di Papua Barat. Namanya Air terjun Wafsarak atau sering juga di sebut air terjun Warsa. Letak Air terjun ini ada di Biak Utara tepatnya di Distrik Warsa. Air Terjun ini memiliki ketinggian kurang lebih sekitar 10 meter, dan mengairi sungai dibawahnya. Letak air terjun ini juga tidak jauh dari pantai yang tak kalah indahnya.

Berkunjung di tempat ini Anda tentu akan disambut dengan gemericik air terjun yang menenangkan. Tidak hanya itu air yang ada di sungai di bawah air terjun berwarna hijau kebiru-biruan sangan menggoda Anda untuk berenang disini. Memang masih sedikit wisatawan yang berkunjung kesini, mungkin masih kurangnya informasi dan promosi dari Pemda setempat. Namun hal ini justru menambah keuntungan tersendiri bagi Anda karena Anda bisa bebas menikmati indahnya Air Terjun seperti milik pribadi. Pemandangan di sekitar air terjun pun masih sangat alami, bahkan sampah tak akan bisa Anda temukan disini karena penduduk setempat sangat menjaga kebersihan Air Terjun ini.

Puas berenang dan bermain di sekitar Air Terjun, Anda bisa menikmati indahnya Air Terjun dari sisi lain dengan cara naik ke tebing lalu terjun ke dalam kolam air. Atau Anda juga bisa melihat air terjun dari, pemandangan di atas bukit juga tak kalah indahnya.


Akses Air terjun Wafsarak


Akses menuju Air Terjun Wafsarak cukup mudah karena letaknya yang berada di pinggir jalan raya, namun untuk sampai ke lokasi Anda harus jalan kaki terlebih sejauh 200 meter. Anda bisa menempuh perjalanan dengan menggunakan mobil atau motor dari Kota Biak. Lama perjalanan sekitar 2 jam dari Kota Biak. Harga tiket menuju Air Terjun Wafsarak yaitu Rp 35.000,- per rombongan.

Sumber : https://www.tripadvisor.co.id

Danau Emfote

Edit Posted by with No comments
DANAU EMFOTE



Kabupaten Jayapura merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua yang juga merupakan kota wisata. Di Kecamatan Ebungfau, Kabupaten Jayapura, ada danau dengan bentuknya yang unik, banyak orang menyebutnya Telaga Cinta atau Danau Love, meski penduduk setempat menyebutnya sebagai Danau Imfote berdasarkan nama tempatnya.


Danau berbentuk hati yang indah akan tampak jelas dilihat dari bukit yang ada disekelilingnya. Dari atas bukit ini juga merupakan spot terbaik untuk mengambil foto dengan latar belakang danaunya. Bukit hijau yang mengelilingi Danau Love (Cinta) atau Telaga Cinta semakin menambah keindahan dan kesan romantis Danau. Oleh karena itu, bukit dan tepi Danau akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan sebagai tempat pengambilan foto pre wedding meskipun lokasinya yang terpencil.

Sering dikunjungi pengunjung hampir setiap hari, terutama di akhir pekan, Danau Love atau Telaga Cinta ini bisa diakses dengan transportasi darat dan air. Rute darat dengan sepeda motor atau mobil bisa dimulai dari kota Jayapura melalui Kecamatan Genyem di Kabupaten Jayapura atau dari Kecamatan Arso di Kabupaten Keerom.


Rute air bisa bisa dicapai dengan perahu atau speedboat dari pelabuhan Yahim di belakang Bandara Sentani ke pelabuhan Kawi di desa Putaly, sebelum mendaki bukit atau naik sepeda motor atau mobil di sepanjang jalan raya yang sudah dibangun di sana.

Jalan menuju Danau Love atau Telaga Cinta dengan tanah dimulai dari desa Yoka, menuju desa Puay dengan jalan berkelok-kelok menanjak dan menurun. Di sebelah kanan terdapat  hamparan biru Danau Sentani dengan pohon sagu di tepiannya; Di sebelah kiri terdapat hutan lebat Abepura. Hanya jalur menuju danau yang merupakan jalur alami.

Sekitar 5 kilometer dari Danau Love atau Telaga Cinta terdapat objek wisata lain yang dinamai Sungai Jaipuri, satu-satunya arus yang menyalurkan air Danau Sentani ke Sungai Tami sebelum dibuang ke laut. Jaipuri juga menawarkan penginapan kepada wisatawan. Butuh waktu sekitar satu setengah jam dari sungai untuk sampai di Danau Cinta di akhir pekan yang panas, di mana pengunjung kebanyakan adalah pengendara sepeda motor muda yang mengisi tepi danau dan berfoto dengan kamera atau selfie bersama teman-teman.

Keindahan Danau Cinta mengalahkan panasnya siang hari. Tidak ada gubuk atau bangunan di sekelilingnya yang terpisah dari bingkai kayu berbentuk salib yang tinggi, dipasang pada saat peringatan Paskah. Salib semacam itu bisa ditemukan di sepanjang jalan dusun Hansambe, pemukiman terakhir sebelum sampai di bukit tandus di dekat Imfote.


Keindahan Danau Cinta ditopang oleh luasnya Danau Sentani dan ketinggian Gunung Cyclop yang berfungsi sebagai sumber air bagi warga Kabupaten dan kota Jayapura. Terletak di ketinggian yang tinggi terlihat dari udara. Sementara itu, di lapangan, daerah tanpa pohon dengan angin kencang dan sinar matahari yang terik memaksa para wisatawan untuk menggunakan sun blok atau memakai topi bertepi lebar.


Sumber : https://www.pedomanwisata.com/

Senin, 26 Februari 2018

Air Terjun Bihewa

Edit Posted by with No comments
AIR TERJUN BIHEWA 


 Manunggal Jaya merupakan desa terakhir di Distrik Makimi yang didiami oleh berbagai macam suku dan merupakan desa yang masyarakat-nya sangat rukun dan bersahaja. Di desa ini penduduknya bekerja 


sebagai petani atau pekebun dan pemburu. Selain itu, desa ini dialiri oleh sungai besar yaitu “Sungai Lagari.” Tak kalah penting, adalah air terjun yang cukup besar dan sangat indah bila dipandang mata, juga alam di sekitarnya masih sangat alami atau belum tersentuh oleh tangan manusia. Selain itu di air terjun ini mempunyai keunikan yaitu terdapat  batu besar yang berbentuk dua sosok manusia pada dinding gunung yang dialiri oleh air. Inilah cerita asal mulanya terjadi “Air Terjun Bihewa” di Kabupaten Nabire lebih khususnya Daerah Lagari.






Alamat: Urumusu, Uwapa, Kabupaten Nabire, Papua 98853
Jam buka: 

Senin06.00–17.30
Selasa06.00–17.30
Rabu06.00–17.30
Kamis06.00–17.30
Jumat06.00–17.30
Sabtu06.00–17.30
Minggu06.00–17.30


Sumber : https://chirpstory.com › Category › Leisure › Travel › Eastern Indonesia

Taman Nasional Wasur

Edit Posted by with No comments
INDAHNYA TAMAN NASIONAL WASUR



Provinsi Papua memang banyak menyimpan pesona alam yang masih belum banyak terjamah oleh tangan tangan modern. Dari panorama pantai, gunung, hutan alam hingga ragam spesies flora dan fauna yang langka pun berkumpul disini. Jika anda ingin mengintip secuil dari kekayaan alam Papua yang melimpah, salah satunya anda bisa mengunjungi Taman Nasional Wasur.


 Taman Nasional Wasur ini merupakan salah satu bagian dari lahan basah terbesar di Indonesia bahkan di Asia yang masih alami. Luasnya hingga mencapai 413.800 hektar. Kurang lebih 70% bagian dari wilayah ini terdiri dari padang sabana, sementara vegetasi lainnya merupakan hutan rawa-rawa, hutan monsoon, hutan pantai, hutan bambu, padang rumput dan hutan sagu. Tanaman yang dominan meliputi spesies mangrove, Terminalia dan Melaleuca.Keragaman hayatinya membuat taman nasional wasur ini dijuluki sebagai "Serengeti Papua"Dari hasil penelusuran Peneliti Badan Suaka Alam Sedunia (WWF) ditemukan kurang lebih sekitar 390 jenis burung di kawasan ini, membuatnya menjadi wilayah paling kaya akan jenis satwa burung di tanah papua bahkan di Indonesia. Puluhan jenis burung seperti burung bangau, bebek rawa dan burung pantai juga berkembang biak disini. Taman ini juga sering disinggahi oleh burung junai yang bermigrasi dari Australia utara.


Tidak hanya itu, terdapat juga 80 jenis mamalia dan 20 diantaranya merupakan satwa endemik. Untuk di habitat keringnya (padang sabana) burung maleo, nuri, kakaktua dan cendrawasih juga berkembang biak. Salah satu  jenis mamalia yang populasinya cukup tinggi di Wasur adalah rusa dan kanguru, burung cenderawasih dan kasuari serta jenis kakatua dan nuri.
Sungai sungai yang megalir melingkari sepanjang kawasan taman nasional Walur ini pun dijadikan tempat berkembang biak ikan kakap dan arwana.  Berbagai jenis tanaman seperti pohon bakau (mangrove), bambu dan sagu pun juga tumbuh subur disini dan hal ini pun dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Satwa rusa pun terlihat banyak berkumpul dikawasan ini untu kmencari minum terutama jika menjelang matahari terbenam, di saat seperti inilah masyarakat pun memburu rusa ini untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk dijual ke luar tanah papua.


Hal unik yang bisa anda temui disini adalah rumah rayap atau rumah semut (musamus) yang tingginya bisa mencapai 5 meter. Sebenarnya rumah rayap ini merupakan istana yang dibangun oleh koloni rayap. Terbuat dari rumput kering dan lumpur serta liur rayap sebagai bahan perekatnya. Pemandangan ini hanya anda bisa lihat di beberapa wilayah saja didunia, salah satunya adalah taman nasional Wasur Papua ini.

 Jika ingin mengunjungi Taman Nasional Wasur Papua ini?

 
Jika anda ingin berkunjung ke Taman Nasional Wasur ini, anda harus berangkat dari kota Jayapura menuju Merauke dengan menggunakan pesawat dan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Setibanya anda akan menempuh jalan darat dengan kendaraan beroda empat dan menempuh waktu sekitar 1 hingga 2 jam untuk jarak 9 hingga 85 km dari kota Merauke, melalui jalan Trans Irian (Jayapura – Merauke)
Untuk memasuki kawasan Taman Nasional Wasur ini anda terlebih dahulu melapor di pos penjagaan dan membayar tiket masuknya. Banyak fasilitas yang tersedia di sini salah satunya penginapan yang di sediakan tidak jauh dari area wisata. Dari yang biasa hingga yang berbintang pun ada.
Sekedar tips, jangan lupa untuk selalu membawa air minum sendiri. Krim tabir surya dan lotion anti nyamuk pun juga jangan lupa karena meskipun disini merupakan kawasan alam, namun sinar matahari masih bersinar terik. Sinyal komunikasi pun juga tidak sampai kesini. Jadi ini juga merupakan kesempatan bagi anda untuk menjauhi peradaban kota sesaat dan merasakan alaminya suasana di kawasan ini.
Bagi anda yang masih awam dan ingin menggunakan pemandu, disini juga ada. Dengan mengeluarkan biaya kurang lebih sekitar Rp 300.000 – Rp 350.000 anda akan dipandu menyusuri taman ini dan juga akan disediakan makanan.

Sumber :  ulinulin.com/.../menelusuri-kekayaan-flora-dan-fauna-di-taman-nasional-wasur-papua

Desa Tablanusu

Edit Posted by with No comments
DESA TABLANUSU



Desa Wisata Tablanusu 
A. Selayang Pandang

 Bagi Anda yang menyukai tempat rekreasi yang menyuguhkan banyak hal di satu tempat, datanglah ke sebuah desa nelayan yang bernama Desa Tablanusu. Desa tersebut terletak di Kecamatan Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Di desa nelayan yang telah dicanangkan oleh pemerintah daerah setempat sebagai desa wisata itu, para wisatawan siap dimanjakan dengan aneka jenis wisata, seperti wisata hutan, wisata pantai, wisata danau, wisata sejarah, dan wisata budaya. 



Sebelum menetap di desa nan asri ini, nenek moyang masyarakat Tablanusu telah pindah sebanyak dua kali. Pertama sekali mereka mendiami dua pulau di teluk yang tidak jauh letaknya dari tempat tinggal mereka sekarang. Disebabkan musibah tsunami yang menyapu daerah tersebut, mereka yang selamat kemudian mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kemudian, perkampungan baru tersebut mereka namakan Kampung Tua. Ketika mendiami Kampung Tua ini, mereka berprofesi sebagai peladang, dengan umbi-umbian dan pisang sebagai tanaman andalan. Karena jumlah penduduk yang terus bertambah, sementara lahan untuk berladang kian terbatas, akhirnya mereka memutuskan untuk pindah lagi. Setelah menemukan lokasi yang cocok, perkampungan baru tersebut kemudian diberi nama Tablanusu, yang artinya tempat matahari terbenam. Saat berada di Tablanusu inilah mata pencarian mereka beralih dari peladang menjadi nelayan.

B. Keistimewaan


Alami, asri, dan eksotik. Begitulah kira-kira kesan wisatawan ketika berada di Desa Wisata Tablanusu. Bahkan, kesan tersebut telah dapat dicerap para wisatawan tatkala menempuh perjalanan dari Dermaga Depapre menggunakan perahu bermesin tempel menuju Dermaga Tablanusu, satu-satunya pintu masuk ke desa tersebut. Sebab, di sepanjang perjalanan, wisatawan akan berdecak kagum melihat hijau dedaunan dari aneka pepohonan, bening air laut, serta barisan perbukitan dan pegunungan. Udaranya yang bersih dan sejuk melengkapi kepuasan wisatawan berekreasi ke desa nelayan tersebut.
Suasana eksotis dan nuansa mistis langsung menyergap wisatawan, begitu menginjakan kaki di desa wisata tersebut. Sebab, berbeda dengan desa nelayan pada umumnya yang akrab dengan hamparan pasir, sebagian besar wilayah Desa Wisata Tablanusu justru diselimuti batu koral hitam. Di desa tiga hektar ini, ke arah mana saja pandangan dilayangkan, hanya hamparan batu alam mengkilap yang terlihat. Begitu juga, ke mana pun kaki dilangkahkan, suara batu koral yang terinjak senantiasa terdengar. Disebabkan gesekan batu yang terinjak menyerupai isak tangis, desa nelayan ini pun kemudian dijuluki dengan nama Desa Batu Menangis. Konon, batu koral hitam yang menyelimuti Desa Tablanusu telah ada sedari nenek moyang mereka memutuskan pindah ke wilayah tersebut. Batu-batu koral itu juga dapat digunakan sebagai tempat pijat refleksi alami telapak kaki.

Sumber :  papuauntuksemua.wikidot.com/id:desa-wisata-tablanusu

Taman Nasional Lorentz

Edit Posted by with No comments

TAMAN NASIONAL LORENTZ






Taman Nasional Lorentz adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Papua, Indonesia. Dengan luas wilayah sebesar 2,4 juta Ha; Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Asia Tenggara.
Taman ini masih belum dipetakan, dijelajahi dan banyak terdapat tanaman asli, hewan dan budaya. Pada 1999 taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Wilayahnya juga terdapat persediaan mineral, dan operasi pertambangan berskala besar juga aktif di sekitar taman nasional ini. Ada juga Proyek Konservasi Taman Nasional Lorentz yang terdiri dari sebuah inisiatif masyarakat untuk konservasi komunal dan ekologi warisan yang berada di sekitar Taman Nasional Loretz ini.
Dari tahun 2003 hingga kini, WWF-Indonesia Region Sahul Papua sedang melakukan pemetaan wilayah adat dalam kawasan Taman Nasional Lorentz. Tahun 2003- 2006, WWF telah melakukan pemetaan di Wilayah Taman Nasional Lorentz yang berada di Distrik (Kecamatan) Kurima Kabupaten Yahukimo, dan Tahun 2006-2007 ini pemetaan dilakukan di Distrik Sawaerma Kabupaten Asmat.
Nama Taman Nasional ini diambil dari seorang Penjelajah asal Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz,yang melewati daerah tersebut pada tahun 1909 yang merupakan ekspedisinya yang ke-10 di Taman Nasional ini.


Keadaan geografis



 Taman Nasional Lorentz merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di Asia Pasifik. Kawasan ini juga merupakan salah satu di antara tiga kawasan di dunia yang mempunyai gletser di daerah tropis. Membentang dari puncak gunung yang diselimuti Salju (5.030 meter dpl), hingga membujur ke perairan pesisir pantai dengan hutan bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura. Dalam bentangan ini, terdapat spektrum ekologis menakjubkan dari kawasan Vegetasi alpin, sub-alpin, montana, sub-montana, Dataran Rendah, dan lahan basah.
Selain memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, terdapat pula beberapa kekhasan dan keunikan adanya gletser di Puncak Jaya dan sungai yang menghilang beberapa kilometer ke dalam tanah di Lembah Baliem.
Sebanyak 34 tipe vegetasi di antaranya hutan rawa, hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan lahan datar/lereng, hutan hujan pada bukit, hutan kerangas, hutan pegunungan, padang rumput, dan lumut kerak.
Jenis-jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain nipah (Nypa fruticans), bakau (Rhizophora apiculata), Pandanus julianettii, Colocasia esculenta, Avicennia marina, Podocarpus pilgeri, dan Nauclea coadunata.


Satwa.


Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di Taman Nasional Lorentz sebanyak 630 jenis burung (± 70 % dari burung yang ada di Papua) dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini ada dua jenis kasuari, empat megapoda, 31 jenis merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik di antaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx).
Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.


Keanekaragaman dan Tempat Wisata



Taman nasional ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan ditunjang keanekaragaman budaya yang mengagumkan. Diperkirakan kebudayaan tersebut berumur 30.000 tahun dan merupakan tempat kediaman Suku Nduga, Dani Barat, Suku Amungme, Suku Sempan dan Suku Asmat. Kemungkinan masih ada lagi masyarakat yang hidup terpencil di hutan belantara ini yang belum mengadakan hubungan dengan manusia modern.
Suku Asmat terkenal dengan keterampilan pahatan patungnya. Menurut kepercayaannya, suku tersebut identik dengan hutan atau pohon. Batang pohon dilambangkan sebagai tubuh manusia, dahan-dahannya sebagai lengan, dan buahnya sebagai kepala manusia. Pohon dianggap sebagai tempat hidup para arwah nenek moyang mereka. Sistem masyarakat Asmat yang menghormati pohon, ternyata berlaku juga untuk sungai, gunung dan lain-lain.


Lorentz ditunjuk sebagai taman nasional pada tahun 1997, sehingga fasilitas/sarana untuk kemudahan pengunjung masih sangat terbatas, dan belum semua objek dan daya tarik wisata alam di taman nasional ini telah diidentifikasi dan dikembangkan.
Sebanyak 34 tipe vegetasi di antaranya hutan rawa, hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan lahan datar/lereng, hutan hujan pada bukit, hutan kerangas, hutan pegunungan, padang rumput, dan lumut kerak.
Jenis-jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain nipah (Nypa fruticans), bakau (Rhizophora apiculata), Pandanus julianettii, Colocasia esculenta, Avicennia marina, Podocarpus pilgeri, dan Nauclea coadunata. Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di Taman Nasional Lorentz sebanyak 630 jenis burung (± 70 % dari burung yang ada di Papua) dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini ada dua jenis kasuari, empat megapoda, 31 jenis dara/merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik di antaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx).
Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.


Akses Transportasi


Dari kota Timika ke bagian Utara kawasan menggunakan penerbangan perintis dan ke bagian Selatan menggunakan kapal laut melalui Pelabuhan Sawa Erma, dilanjutkan dengan jalan setapak ke beberapa lokasi. Dari kota Wamena ke bagian selatan kawasan menggunakan kendaraan mobil menuju Danau Habema, dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Puncak Trikora.

Sumber : Wikipedia.com